Hening,
Tak sangka tak duga tak kira
Mengalir arus darilah hulu
Deras, kadangkala lambat
Pelan gelayuti masa
Syahdu menghantami persada
Cekam,
Nyanyi lirih meruap-ruap
Gelegak senandung irama Nazam
Ghazal bersahut-sahutan dengan rentak Marwas
Bercakap-cakap mengurai zaman
Tika belia sejadi-jadi
Tawa riang tak rasa beban
Deru deram,
Gelumbang pasang menghantam-hantam
Sebongkah karang pun berderai-derai
Mengharu biru laman di tepi jalan
Alah diterjang pawana taufan
Geletar bibir tulang tertanggal
Remuk redam,
Tertujah kelewang murka dari belakang
Tersunjam-sunjam kalam jasad
Hingga padamlah cahaya yang selama ini berpinar
Hilang,
Di tengah hari, di tengah malam
Musnah ditelan badai [~]
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Hanafi Mohan
Tanah Betawi, Selasa 27 September 2011
(di tengah malam)
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Puisi ini sebelumnya telah dijadikan Tweet pada Twitter @hanafimohan dengan HashTag: #Deru_Deram
Sumber Gambar: http://www.arto-mega.com/
Puisi ini dimuat di: http://hanafimohan.blogspot.com/