Senin, 29 Juli 2024

Agustus 2000 [Bahagian Kedua]



Hampir penghujung tahun 1999 atau mendekati menyambut tahun baru 2000, dunia menghadapi problem, yang kemudian populer disebut "Y2K". Tak hanya itu, bahkan ada sekte-sekte agama tertentu yang meramalkan bakal terjadi kiamat ketika pergantian tahun 1999 ke tahun 2000 itu.

Kota kelahiranku masa itu adalah kota dengan berbagai problem juga (yang telah dihadapi, yang sedang dihadapi, dan yang akan dihadapi). Sebagai ibu negeri alias ibukota satu di antara provinsi terluas di negara ini, Pontianak menjadi kota yang begitu kompleks dalam banyak hal.

Pra dan pasca reformasi negara, Borneo Barat alias Kalimantan Barat dilanda berbagai persoalan demografi. Peristiwa demi peristiwa terjadi di hadapan. Entah sudah berapa banyak wilayah ini menghadapi cabaran demi cabaran. Anak negeri di wilayah ini kiranya sudah kenyang dengan cabaran-cabaran tersebut.

Sehari-hari kami hidup di wilayah yang bahkan untuk menjalankan adat resam budaya kami pun dihalang-halangi, bahkan dilarang. Di dunia politik bahkan para petinggi negeri dan wilayah kami dikirim dari pusat kekuasaan. Kalaupun ada bumiputera yang coba-coba bersaing saat pemilihan, itu sudah dipastikan kalah.

Pada masa-masa ini rupanya tak hanya meninggalkan memori kelam. Banyak pula kenangan manis jika diingat-ingat. Masa remaja memanglah betul masa yang berapi-api sebagaimana termaktub pada satu lirik lagu gubahan Bang Haji Rhoma Irama.

Semenjak bersekolah di tingkat dasar hingga tingkat menengah atas, aku memang terbiasa mengisi waktu sehari-hari dengan kegiatan bermanfa'at. Dari tingkat dasar aku bahkan sekaligus bersekolah pada dua tempat (Sekolah Dasar pagi hingga siang, Madrasah Diniyyah Awwaliyyah siang hingga petang). Selama empat tahun kujalani itu, yang di kemudian hari jauh ke depan barulah begitu dirasakan manfa'atnya.

Masa-masa remaja pada beberapa tahun menjelang tahun 2000 bagiku merupakan masa-masa yang cukup menentukan hingga taqdir Allah membawa perjalanan hidupku pada suatu yang tak disangka-sangka.

Ini adalah masa-masa yang sangat berkesan dengan pengalaman hidup yang begitu kaya. Pengalaman praktik kerja di stasiun radio, perjalanan hingga ke wilayah hulu Sungai Landak, ke wilayah utara Kalimantan Barat, mengelola pengajian remaja, olahraga beladiri Taekwondo, menjadi pembina Pramuka, mengikuti festival band pelajar, ikut bekerja bersama abangku ketika libur sekolah karena dampak kabut asap pembakaran hutan (alias jerebu), bergaul dengan kawan-kawan lintas etnis dan agama, menjadi asisten ayah ketika pergi ke pasar. Dan sepertinya masih banyak lagi.

Belakangan hari, pengalaman hidup yang begitu kaya ini menjadi bekal yang sangat berharga. Bahawa kehidupan tak datar-datar saja, penuh tantangan dan cabaran. Berliku-liku, jatuh dan bangun, perlu nafas yang panjang menempuhinya. Tak hanya itu, segenap ikhtiar, do'a, ketabahan, dan kesabaran mengiringi setiap jejak langkah.

Tahun 2000 telah berbulan-bulan dijalani, problem Y2K pun telah dilalui dengan selamat. Dan ternyata tak ada satupun ramalan yang terbukti. Sememangnya juga tak ada satupun ramalan yang perlu dipercayai. Kiamat tak terjadi. Dunia nan fana masih tetap eksis, menjadi tempat hidup enam milyar lebih manusia, belum lagi makhluk hidup lainnya. [bersambung....]

Hanafi Mohan,
Tangerang Selatan, Juli 2024


0 ulasan:

Posting Komentar