Sekitar jam 1 siang tadi setelah menyelesaikan pekerjaan rutin, aku pun keluar mencari rumah makan. Biasa, kalau siang sekitar jam segitu muncullah penyakitku, yaitu lapar. Rumah makan tujuanku agak jauh dari kosan, sekitar 15 menit jalan kaki. Sekitar jam 1 siang tadi setelah menyelesaikan pekerjaan rutin, aku pun keluar mencari rumah makan. Biasa, kalau siang sekitar jam segitu muncullah penyakitku, yaitu lapar. Rumah makan tujuanku agak jauh dari kosan, sekitar 15 menit jalan kaki. Sekitar jam 2 siang selesailah aku makan. Selesai membayar, berjalanlah aku menuju kosan. Kulihat cuaca sepertinya akan segera turun hujan. Karena itu, bergegaslah perjalananku. Di tengah perjalanan, pas di kawasan Madrasah Pembangunan (MP) UIN Jakarta (Komplek Dosen UIN Jakarta) turunlah hujan. Waktu masih rintik-rintik hujannya, aku masih bertekad melanjutkan perjalanan menuju kosan, karena memang tak jauh lagi. Tapi memang hujan tak dapat lagi dicegah turunnya. Tak berapa lama, lebatlah hujan yang dimaksud. Untungnya ada pelataran garasi mobil yang bisa dijadikan sebagai tempat berteduh, maka berteduhlah aku di situ.
Hujan semakin lebat. Aku masih berteduh di pelataran garasi. Tak berapa lama, ada juga temanku berteduh, tapi kemudian orang itu pun berteduh di warung dekat garasi, sementara aku masih bertahan di pelataran garasi. Kadang-kadang deras hujan berkurang, ada juga niatan di hati untuk menerobosnya saja, karena aku masih terpikir akan pekerjaanku yang belum selesai dan komputer pun ketika kutinggalkan tadi masih menyala. Tapi tetap saja, niatan di hatiku tak sekuat dan sekencang hujan yang mengguyur membasahi bumi Ciputat.
Aku terus menunggu hingga hujan reda, tapi bukannya semakin reda, melainkan semakin lebat turunnya. Karena hanya pelataran garasi, maka rembesan hujan ditambah dengan kencangnya angin yang membawanya tak dapat lagi ditahan-tahan. Pakaianku sudah basah, untungnya masih siang, dan entah mengapa aku tidak menggigil. Kulihat pemilik warung di sebelah sedang memberesi dagangannya yang mungkin sudah terkena tempiasan hujan. Karena memang tempatku kini sudah tak kondusif lagi untuk dijadikan sebagai tempat berteduh, maka aku pun melirik warung di sebelah, karena kulihat sepertinya lumayan kondusif untuk dijadikan tempat berteduh. Aku pun kemudian menuju warung tersebut.
Guyuran hujan semakin menjadi-jadi. Si pemilik warung baik sekali memperkenankanku berteduh ke dalam warungnya. Sebelum masuk ke warungnya, aku mengambil sebungkus kacang kulit Dua Kelinci yang ada di warung itu. Pikirku mudah-mudahan dengan memakan kacang kulit ini akan membunuh lamanya menunggu hujan reda.
Di dalam warung, aku mengobrol apa saja dengan si pemilik warung. Untungnya aku dulu waktu tamat SMA (SMK/STM) di Pontianak pernah menjalankan usaha warung milik abangku yang join dengan temannya, jadi sedikit-sedikit aku tahu mengenai hal-ihwal perwarungan, lumayan sebagai wawasan untuk ngobrol dengan pemilik warung. Tak berapa lama setelah lulus SMK (STM) ketika itu, aku pun langsung berangkat ke Jakarta memenuhi panggilan abang sepupuku untuk menjalankan usaha rental komputernya.
Ternyata hujan tak juga reda, sementara sebungkus kacang kulit sudah habis kumakan sambil mengobrol dengan si pemilik warung. Tak berapa lama, datang seorang lelaki. Ia membawa payung. Mungkin juga penjaga warung itu. Si pemilik warung mempersilakanku untuk memakai payung yang barusan dibawa lelaki yang baru datang itu. Terus-terang, aku berterima kasih dengan si pemilik warung yang telah bersedia meminjamkan payung. Sebelum beranjak, aku mengambil sebungkus kacang sukro Dua Kelinci (kacang atom), kemudian aku membayar seribu rupiah kepada si pemilik warung.
Lingkungan sekitar kosanku sudah digenangi banjir, karena memang jalannya agak menurun, apalagi mungkin got-gotnya memang tidak berfungsi dengan baik. Aku yakin, kosanku tidak banjir, karena memang letaknya memang agak tinggi. Sebelum sampai ke kosan, aku singgah dahulu di warung langgananku membeli setengah bungkus rokok Djarum Super, dua bungkus Kopi Kapal Api, dan dua sachet shampo Zinc. Aku membeli di warung langgananku ini karena harganya murah, lumayan untuk penghematan, maklum anak rantau. Namanya warung Ucok, yaitu warung orang-orang Batak yang memang di sekitar Ciputat jika ada yang namanya warung Ucok, pasti harganya murah, entah mengapa.
Sesampai di kosan, kulihat ada seorang temanku (namanya Makki). Listrik sepertinya sedang padam. Beberapa menit kemudian, Makki mohon diri untuk keluar. Dia ingin meminjam payung si pemilik warung yang kubawa. Sebenarnya aku ingin segera mengembalikan payung tersebut, tapi ..., sudahlah ..., kupercayakan saja Makki bisa menjaga payung itu. Makki mengatakan, mungkin nanti malam ia baru kembali ke kosan.
Ditinggal sendirian di kosan, hujan masih mengguyur walaupun sudah hampir reda, ditambah lagi listrik padam, semakin menambah kebosananku. Sebenarnya aku ingin melanjutkan pekerjaanku, tapi sudahlah.
Kemudian terpikir olehku untuk ke Warnet saja membunuh kebosanan ini, kebetulan memang ada beberapa artikel yang mau aku publish di blog. Tapi aku ingin berbaring sejenak. Setelah mengganti bajuku yang basah, aku pun rebahan sebentar. Kubuka tas yang Jum’at lalu kubawa ke Graha Insan Cita-Depok ketika menjadi pemateri Sejarah Perjuangan HMI di LK-1 yang diadakan oleh HMI KOMFAKDISA Cabang Ciputat (salah satu komisariat yang berada di bawah naungan HMI Cabang Ciputat). Di dalam tas itu, selain ada bahan-bahan yang kupersiapkan untuk mengisi materi, juga ada semacam kenang-kenangan dari panitia berupa sertifikat. Kuambil sertifikat itu, kubaca sebentar, kemudian kusimpan di dalam lemari.
Hujan sepertinya sudah reda. Aku pun kemudian bangun, kemudian Shalat Ashar, setelah itu kuberencana langsung ke Warnet langgananku. Tak berapa lama selesai shalat, listrik pun menyala lagi. Komputerku yang ada di dalam kamar dan komputer temanku yang ada di ruang tamu, dua-duanya kuhidupkan. Rencanaku ingin mengcopy beberapa file yang mau dipublish di blog. Setelah mengcopy file dari komputerku, kemudian komputerku itu kumatikan. Flashdisk yang masih melekat di kabel USB yang ada di komputerku kemudian kulepaskan, lalu kucolok di komputer temanku, karena ada file yang mau aku copy dari komputer temanku ini, dan memang dari kemarin aku mengerjakan pekerjaan rutinku menggunakan komputer temanku ini.
Eh ..., ternyata masih ada saja yang mau aku ketik. Kebetulan inspirasinya masih segar, langsung saja aku ketik (yaitu tulisan yang sedang anda baca kini). Perkiraanku, mungkin hanya akan memakan waktu sebentar.
Di tengah aku asyik mengetik tulisan yang sedang anda baca kini, teman se-kamarku yang bernama Irul baru sampai di kosan. Sementara di komputer sedang mengalun lagu Arabia berjudul Saalouni yang dinyanyikan oleh Wail Kafoury. Tak berapa lama kemudian, temanku yang bernama Makki yang tadi barusan keluar dengan membawa payung yang kupinjam dari si pemilik warung pun sampai juga di kosan.
Kutanyakan kepada Makki payung yang dipinjamnya tadi, karena mau segera aku kembalikan kepada si pemilik warung. Makki pun memberikan payung yang dimaksud. Makki pun mengatakan, ia membawa makanan, sepertinya nasi dengan lauk ayam. Tak berapa lama kemudian, tulisan yang sedang anda baca kini aku tinggalkan beberapa menit untuk kemudian aku mengembalikan payung kepada si pemilik warung.
Setelah mengembalikan payung, ketika berada lagi di kosan, temanku Irul sedang makan nasi dengan lauk ayam yang dibawa oleh Makki tadi. Irul mengajakku makan bareng, tergiur juga imanku untuk makan, maklum anak rantau sepertiku jarang sekali makan ayam. Setelah mencuci tangan di kamar mandi, aku pun nimbrung makan bersama Irul, sementara Makki sedang rebahan di kamar.
Sambil menonton TV, kami pun makan. Berita di televisi umumnya kini mengenai PEMILU yang sebentar lagi akan digelar. Ada berita mengenai Gus Dur yang kini sedang menggalang koalisi dengan Prabowo Subianto (Partai Gerindra). Kasihan juga dengan Gus Dur kini. Tadi sebelum mengembalikan payung kepada pemilik warung, aku sempat membaca tulisannya Saidiman yang dimuat di Website JIL. Saidiman menulis mengenai sosok Gus Dur di Mata Dunia, yang ternyata akhir-akhir ini sosok Gus Dur agak melemah dan kurang diapresiasi di Indonesia, sebaliknya Gus Dur sebagai pejuang HAM dan demokrasi mendapatkan apresiasi dari berbagai forum internasional. Di forum-forum tersebut yang para peserta dan pembicaranya berasal dari universitas-universitas terkemuka berbagai negara hampir selalu menyebut nama mantan presiden Republik Indonesia yang satu ini, yaitu Abdurrahman Wahid (Gus Dur), sebagai contoh ideal pemuka agama tradisional yang begitu gigih memperjuangkan semangat toleransi dan perdamaian.
Televisi juga memberitakan konferensi pers yang digelar oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY). Presiden Republik Indonesia yang suka menyanyi ini beberapa hari yang lalu diberitakan mengalami sakit ketika melakukan kunjungan kerja ke Makassar-Sulawesi Selatan. Konferensi pers ini dilakukan untuk mengklarifikasi beberapa berita di media dalam beberapa hari ini yang menurut bapak presiden kita ini bahwa berita-berita tersebut ada di antaranya yang tidak sesuai dengan kenyataan. Ah, ada-ada saja presiden kita yang sekaligus penyanyi ini. Jangan terlalu begitu amatlah menanggapi berita media, Pak Presiden. Namanya saja media. Sedangkan masalah negeri ini lebih banyak lagi yang harus diselesaikan.
Tapi sekarang sepertinya SBY sedang ketar-ketir, karena akan ditinggal oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). JK sepertinya tak mau lagi berduet dengan SBY pada PEMILU kali ini. JK sepertinya mau juga mencalonkan dirinya sebagai presiden, apalagi Partai Golkar yang notabene adalah partai yang JK menjadi ketua umumnya adalah partai yang meraih suara terbesar pada PEMILU 2004 yang lalu.
Kalau begitu, nanti SBY featuring dengan siapa ya? Kita tunggu saja perkembangannya. Kalau SBY bingung-bingung mencari pasangan berduet, maka cari saja dari kalangan artis, kalau bisa dari kalangan penyanyi terkenal sekalian. Bisa saja SBY featuring Melly Goeslaw, SBY featuring Ahmad Dhani, SBY featuring Ari Lasso, SBY featuring Agnes Monica, SBY featuring Mulan Jameela, SBY featuring Rossa, SBY featuring Dewa 19, SBY featuring UNGU, SBY featuring Peterpan, ataupun SBY featuring Cinta Laura.
Lho, memangnya SBY mau buat album atau untuk pencalonan presiden pada PEMILU tahun ini?
Ya, bisa dua-duanya. SBY kan penyanyi. [Hanafi Mohan]
Ciputat, Minggu 15 Maret 2009 / 15.56-18.45 WIB
Catatan:
LK-1: Latihan Kader-1, yaitu training dasar untuk calon anggota HMI. Setelah mengikuti training ini, barulah si calon anggota dikukuhkan sebagai Anggota Biasa HMI.
HMI: Himpunan Mahasiswa Islam, merupakan organisasi mahasiswa Islam yang tertua di Indonesia. HMI adalah organisasi ekstra universitas. Aku pernah aktif di organisasi ini, bahkan pernah menjadi Ketua Umum salah satu komisariat yang berada di bawah naungan HMI Cabang Ciputat, yaitu HMI KOMFASTEK, dan juga terakhir menjadi Sekretaris Umum HMI Cabang Ciputat.
KOMFAKDISA: Komisariat Fakultas Dirasat Islamiyah, yaitu salah satu komisariat yang berada di bawah naungan HMI Cabang Ciputat. Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI) adalah salah satu fakultas yang berada di UIN Jakarta.
KOMFASTEK: Komisariat Fakultas Sains & Teknologi dan Ekonomi UIN Jakarta, kini sudah dimekarkan menjadi dua komisariat, yaitu Komisariat Fakultas Sains dan Teknologi (KOMFASTEK) dan Komisariat Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (KAFEIS). Fakultas Sains dan Teknologi (FST), serta Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (FEIS) adalah dua fakultas yang juga berada di UIN Jakarta. Aku sendiri mengenyam pendidikan di Fakultas Sains dan Teknologi Program Studi Teknik Informatika.
***Sekianlah ceritaku yang terjebak hujan lebat. Karena ada inspirasi yang singgah di kepalaku, maka kutulislah ini. ***
Minggu, 15 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 ulasan:
Posting Komentar