Jumat, 27 Februari 2009

(4) Membudayakan Menulis

Diakui atau tidak, masyarakat kita adalah masyarakat yang hidup di dalam tradisi lisan yang begitu tinggi. Tak ada salahnya memang, tetapi lambat-laun dinamika masyarakat kita semakin berkembang. Tradisi lisan ini harus tetap dilestarikan, karena merupakan kekayaan tersendiri bagi bangsa kita. Tetapi tak cukup hanya dengan itu. Jika ingin peradaban bangsa kita tidak tertinggal dari bangsa lain, maka mau tak mau tradisi tulisan juga harus maju dan berkembang.

Dalam tradisi tulisan, maka membaca adalah kesadaran yang paling awal. Setelah membaca, barulah beranjak pada menulis. Jangankan budaya menulis, budaya membaca pun masih begitu minimnya di negeri ini. Buku-buku yang tersedia di pasaran masih begitu mahal harganya, sehingga terkesan hanya bisa diakses oleh sebagian kecil dari mayarakat "bangsa yang besar?" ini.

Kita tak perlu pesimis akan kondisi negeri ini. Belum terlambat kiranya untuk melakukan perubahan-perubahan yang lebih baik ke depannya. Untuk menulis, maka yang harus dibudayakan dahulu adalah membaca. Untuk membudayakan membaca, maka kini aksesnya sudah agak beragam. Karena itu, tak terlalu sulit untuk hal yang satu ini. Selanjutnya, barulah kita beranjak pada membudayakan menulis. Membaca dan menulis adalah dua hal yang saling berkaitan erat. Seorang yang ingin lancer menulis, maka ia juga harus rajin membaca.

Hal yang paling mudah untuk membudayakan menulis adalah menulis untuk diri sendiri. Salah satu bentuknya adalah menulis diary (catatan harian). Akhir-akhir ini agak marak memang buku-buku yang berasal dari catatan harian. Karena itu, biasakanlah menulis catatan harian. Selain menulis catatan harian, menulis puisi juga salah satu cara yang cukup ampuh untuk membudayakan menulis. Cobalah lakukan kedua hal ini, niscaya kemampuan kita menulis akan semakin terasah.

Selain kedua hal di atas, kiranya masih beragam lagi cara-cara untuk membudayakan menulis, di antaranya adalah berkorespondensi. Kini, akses untuk hal ini semakin dipermudah melalui E-Mail (surat elektronik). Selanjutnya adalah membiasakan menulis pesan yang panjang melalui layanan SMS. Agak berlawanan memang dengan SMS yang secara harfiahnya merupakan layanan pesan pendek, sehingga pesan yang kita tulis melalui SMS umumnya memang pendek. Tapi cobalah hal yang satu ini, sepertinya cukup efektif untuk membudayakan menulis.

Berdasarkan pengalaman juga, bagi para siswa ataupun mahasiswa, maka biasakanlah menulis jawaban ujian dengan kalimat yang panjang. Agak terdengar naïf memang, tapi tak ada salahnya untuk dicoba. Selanjutnya adalah membiasakan menyunting dan mengkolaborasikan tulisan orang lain, untuk kemudian disusun ulang menjadi tulisan yang baru.

Beberapa hal di atas adalah sedikit dari banyak cara untuk membudayakan menulis. Masih banyak lagi cara yang lain yang mungkin selama ini sudah kita lakukan. Budaya menulis bukanlah tugas orang-perorangan, melainkan tugas kita bersama yang memiliki kesadaran untuk itu. Untuk menjadi bangsa yang berperadaban maju, maka menulis menjadi salah satu hal yang tak bisa ditawar-tawar untuk dibudayakan.

Mungkin anda memiliki cara lain yang lebih efektif untuk membudayakan menulis? [Hanafi Mohan/Ciputat, Jum'at 27 Februri 2009]

1 ulasan:

  1. setuju sekali boss, menulis itu amat penting lebih lebih mahasiswa

    BalasHapus