Jumat, 27 Februari 2009

(2) Menulis sebagai Sharing Informasi


Jika dahulunya kita sangat sulit untuk mendapatkan informasi, maka kini sebaliknya, informasi begitu mudahnya kita dapatkan, bahkan sangat mudah. Berbagai informasi kita lahap setiap hari: dari informasi yang benar hingga informasi yang menyesatkan, dari informasi yang bermanfaat hingga informasi yang mencelakakan, dari informasi yang benar-benar informasi hingga informasi yang hanya sekedar gosip belaka.

Dengan menulis, maka setiap kita menjadi agen informasi. Melalui aktivitas yang satu ini, kita tak hanya menjadi konsumen informasi, melainkan kita menjadi produsen informasi. Jika kita mendapati suatu informasi yang keliru, bohong, dan menyesatkan, maka melalui kegiatan menulis dan kemudian mempublikasikannya, maka kita bisa mencounter informasi yang kita anggap keliru tersebut. Kita tak lagi menjadi orang yang pasif dalam menyikapi suatu informasi, malahan kita menjadi orang yang aktif menyikapi informasi yang begitu meluah kini.

Konsekuensi dari begitu mudahnya akses infomasi kini adalah semakin sempitnya ruang privat kita. Seakan-akan kita begitu terganggunya akan persebaran informasi yang sudah semakin semrawut dan tak beraturan kini seperti halnya jalan raya di kota-kota seperti Jakarta yang tak tepat lagi disebut sebagai jalan raya, melainkan hutan rimba. Begitu juga dengan persebaran informasi kini yang sudah bagaikan hutan rimba informasi, tak beraturan, dan semakin semrawutan.

Melalui kegiatan menulis, tentunya setiap kita bukannya ingin semakin menambah kesemrawutan itu. Setiap kita harus berniat dan beri'tikad baik dalam aktivitas yang satu ini. Jika kita menulis dan menyebarkan informasi yang tidak benar, hanya gosip, dan cenderung hanya mencari sensasi dan menuai kebesaran dari kontroversi, maka kita mungkin akan mendapatkan kebesaran itu. Tapi patut diingat, kebesaran yang kita dapat tersebut takkan bertahan lama, karena lambat-laun akan segera dimasukkan oleh publik ke dalam keranjang sampah, dan kemudian dilupakan untuk selama-lamanya.

Di depan terhampar pilihan-pilihan, apakah kita akan menjadi agen informasi yang benar atau sebaliknya menjadi agen informasi yang menyesatkan. Tapi yakinlah, kebenaran, keakuratan, dan kemanfaatan dari suatu tulisan tetap dicari-cari oleh orang banyak. Penyebar informasi sesat lambat-laun akan ditenggelamkan oleh publik yang dari hari ke hari semakin kritis terhadap informasi yang mereka dapatkan dan mereka cerna. Niat awal kita untuk membagi dan menyebarkan informasi yang benar setidaknya akan dicatat oleh Tuhan sebagai suatu kebaikan. [Hanafi Mohan/Ciputat, Jum'at 27 Februari 2009]


Sumber Gambar: http://mashable.com/


0 ulasan:

Posting Komentar