Selasa, 05 Juli 2022

Madrasah; Pendidikan Dasar Kami


Bangsa Melayu yang bertamaddun tinggi sangat memperhatikan ehwal pendidikan dan pengajaran. Tak terkecuali pendidikan dasar. Kerananya, madrasah diniyyah dengan berbagai tingkatannya itu (awwaliyyah, wustha, dan 'ulya) berperan sangat penting dalam hal ini.

Pendidikan di Madrasah Diniyyah Awwaliyah merupakan pendidikan dasar yang biasanya diselenggarakan di tengah-tengah masyarakat Melayu. Dari sekolah semacam inilah anak-anak Melayu belajar Islam lebih mendalam. Berbagai ‘ilmu dipelajari: Al-Qur'an, Hadits, Fiqh, Tarikh, Bahasa Arab, dan sebagainya. 

Selain madrasah, sebetulnya masih ada beberapa yang lain, seperti surau, langgar, dan belajar mengaji Al-Qur'an di Guru Mengaji. Terlebih penting lagi adalah pendidikan di dalam keluarga. Setiap orang tua berkewajiban mendidik anaknya dalam berbagai hal, termasuk juga keislaman. 

Jadi dalam Keluarga Melayu itu sebetulnya dasar-dasar keislaman telah ditanamkan kepada anak-anaknya oleh orang tuanya. Aqidah, akhlaq, dan adab telah jauh-jauh hari diajarkan kepada setiap anak dalam keluarganya. Kemudian lembaga pendidikan lebih kepada menguatkan lagi dasar-dasar yang sudah ada itu. 

Dengan demikian setiap orang tua dalam keluarga Melayu itu harus faham Islam. Bekal kefahamannya itu merupakan modal dasar kelak ketika mendidik anak-anaknya. Oleh kerana itu pula sangat jarang orang tua dalam keluarga Melayu menitipkan anak-anaknya bersekolah di sekolah berasrama/menginap. 

Itulah pula yang menjadi sebab pendidikan Islam di luar rumah yang masyhur di negeri-negeri Melayu itu adalah yang berbentuk Langgar, Surau, ataupun Madrasah, bukan sekolah-sekolah berasrama/menginap. Waktu di luar sekolah adalah bahagian daripada tugas penting orang tua mendidik anak-anaknya. 

Pengajaran yang diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya adalah masa-masa yang istimewa, takkan tergantikan di masa yang lain. Anak-anak dapat ungkapkan ataupun bertanya macam-macam persoalan kepada orang tuanya, tak terkecuali dalam hal keislaman. Bagi orang tua yang kurang pemahaman keislamannya tentunya menjadi dilematis. 

Makanya ketika di madrasah tinggal dikuatkan lagi dasar yang sudah ada itu. Misalkan dalam hal membaca Al-Qur'an, di madrasah tak diajarkan lagi membaca Al-Qur'an dari dasarnya sekali, kerana dasar-dasar membaca Al-Qur'an telah diajarkan di rumah. Di madrasah lebih kepada mempelajari 'ilmu Tajwid, Qira'ah, Tafsir, serta beberapa 'ilmu lainnya yang berkenaan dengan Al-Qur'an. Tawhid/Aqidah dan Akhlaq, Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, Bahasa Arab, Nahwu, Sharaf, Tarikh, Khat, Imla', dan Arab Melayu juga merupakan 'ilmu dasar yang diajarkan di madrasah. 

Ilmu-ilmu dasar keislaman ini jika di sekolah berasrama/menginap boleh jadi baru dipelajari di usia anak 13 tahun ke atas. Tapi di madrasah ilmu-ilmu tersebut telah dipelajari secara mendalam di usia anak 7 hingga 12 tahun. Di madrasah tempat kami belajar dahulu juga diajarkan Bahasa Inggris. Masa itu di SD tak ada pelajaran Bahas Inggris (sebagai pelajaran wajib ataupun tidak wajib), tapi pd masa yang sama itu di madrasah kami telah diajarkan Bahasa Inggris. Sungguh aspek ilmu bahasa ini begitu diperhatikan di madrasah kami, tanpa menepikan bahasa ibunda kami sendiri. [#*#] 

 

Hanafi Mohan,

Ciputat, 20 Ramadhan 1443 Hijriyyah,

bertepatan dengan 22 April 2022 Miladiyyah

 

0 ulasan:

Posting Komentar