Kembang Anggrek seumpama Mawar Berduri
Nampak elok sukar disunting
Bunga Kenanga berbau menusuk bak dari pelimbahan
Menyesak masuk hingga ke dalam
Ke manakah lagi perginya hamba abdi, di dunia tinggallah sendiri
Mengembara bak sufi berkelana
Bagai kaki tak menjejak tanah, sukma terlepas dari badan
Terasa sukar umpama duri ditarik dari sutra basah
Kalaulah pedang mengancam nyawa, hamparkanlah taburan bebunga
Agar dapat hirup lagi aroma hidup
Jikalau panah meluncur melesat 'kan menembus raga, lemparkanlah senyuman riang
Tiadalah sendu di sudut bibir menahan getir
Karena hidup memanglah demi Cempaka Permata Nila
Tiada tergantikan walau beribu pengganti
Takkanlah sama cempaka yang satu dengan cempaka yang lainnya
Entah ke mana cempaka yang satu dapat dicari ganti
Mungkin di ujung dunia, atau mungkin di surga
Tiada tahu kepastian ke mana hendak dituju
Apalah daya musafir lata, kelana tak ada tempat berteduhnya
Sendiri melangkah tiada bertopang
Limbung di tengah badai menderu-deram
Setelah dibelai, kini dihempas keras di atas karang
Hancur berderai dilamun ombak berdegum-degam
Penat sudah, tapi hidup terus berjalan
Walaupun kembali menelusuri jalanan gelap tanpa cahaya penerang mata
Kumpulkan kembali remah hati yang berserakan
Ketika nanti masanya tiba, lepaskanlah raga serahkanlah jiwa
Kalaulah bumi tak menerima, biarlah melayang bersama angin
Kalaulah tanah ini menolak, biarlah dibawa terbang rajawali putih ke angkasa
#*#*#
Puisi oleh: Hanafi Mohan & Syach Ranie
Editor: Hanafi Mohan
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Puisi ini berasal dari: Twitter @hanafimohan dan Twitter @syachranie_ dengan HashTag: #CempakaNila
Puisi ini dimuat kembali di: http://www.hanafimohan.com/
Sumber gambar: http://yusufsila.wordpress.com/
0 ulasan:
Posting Komentar