Rabu, 27 Januari 2010

Antara Sultan Hamid II, Garuda Pancasila, Indonesia, dan Armani Exchange


Rabu pagi 27 Januari 2010 ketika nonton acara "Apa Kabar Indonesia Pagi" di TV One, ada dialog mengenai hebohnya pemakaian gambar mirip lambang negara Indonesia pada kaos dengan label Armani Exchange (A|X) buatan perancang mode terkemuka dunia, Giorgio Armani.

Biasa, masyarakat Indonesia yang nasionalismenya akhir-akhir ini kebablasan menjadi agak "lebay" atau berlebihan menyikapi yang seperti ini. Saking "lebay"nya, seorang pengamat yang hadir di dialog tersebut ketika ada seorang penelepon yang menanyakan kepadanya (kepada pengamat tersebut) mengenai siapa desainer lambang negara Indonesia (Burung Garuda/Garuda Pancasila), ternyata si pengamat tersebut tak tahu sama sekali mengenai siapa desainer lambang negara Indonesia.

Si penelepon kemudian mengatakan, bahwa desainer lambang Burung Garuda Pancasila adalah Mr. Hamid Al-Qadri yang berasal dari Pontianak. Menurut si penelepon, selama ini Pemerintah Indonesia selalu menutup-nutupi fakta sejarah mengenai desainer lambang Burung Garuda Pancasila, karena Mr. Hamid Al-Qadri pada masa itu berhaluan politik yang berbeda dengan Presiden Soekarno.

Namun sayang, presenter buru-buru mengakhiri acara, sehingga hanya segitu saja informasi yang bisa disampaikan oleh si penelepon. Entah karena apa, mungkin seperti inilah mental pihak media televisi Indonesia yang akan buru-buru mengakhiri informasi dari penelepon jika informasi tersebut memaparkan fakta sejarah yang selama ini selalu ditutup-tutupi oleh Pemerintah Indonesia.

Mr. Hamid Al-Qadri tak lain adalah seorang sultan di Kesultanan Pontianak-Kalimantan Barat. Masyarakat Pontianak dan Kalimantan Barat biasa mengenalnya sebagai Sultan Hamid II. Nama lengkapnya adalah Syarif Hamid Al-Qadri, merupakan putra sulung Sultan Syarif Muhammad Al-Qadri. Lahir di Pontianak tanggal 12 Juli 1913, meninggal dunia pada 30 Maret 1978 di Jakarta dan dimakamkan di pemakaman Keluarga Kesultanan Pontianak di Batulayang.

Banyak yang tak tahu kalau ternyata perancang lambang negara Indonesia adalah seorang Sultan di Kesultanan Pontianak. Kiprahnya dilupakan, bahkan beliau dituding sebagai pengkhianat bangsa. Ia dituduh sebagai dalang pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) yang dipimpin oleh Westerling). Begitulah sejarah, siapa yang berkuasa, maka dialah yang bisa menulis sejarah sesuai dengan versinya (versi penguasa).

Sultan Hamid II memiliki peran besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Beliau adalah Sultan Pontianak yang telah meneguhkan keberadaan Kalimantan Barat sebagai daerah yang seharusnya diperhitungkan dan dihargai sebagai negeri yang bermarwah. Beliau merupakan tokoh yang sudah kenyang asam garam perpolitikan pra kemerdekaan, semasa kemerdekaan dalam prosesi pembentukan identitas Negara Republik Indonesia ini, dan turut menjadi tokoh yang mempunyai peran dalam periode awal kemerdekaan.

Selama sejarah berkembangnya negara ini, penuh cerita yang manipulatif, sehingga peranan-peranan putra Kalimantan ini diabaikan dan tiada dianggap sebagai tokoh yang memainkan peranan dalam pembentukan negara-bangsa ini. Sultan Hamid II di-stereotipekan sebagai pemberontak, anti negara kesatuan, dalang APRA, dan sebagainya. Sehingga dengan gampangnya sejarah yang dimunculkan mentadbirkan Sultan Hamid II sebagai sosok antagonis dalam republik ini.

Hal lain yang juga dilakukan untuk menghilangkan eksistensi Sultan Hamid II adalah perihal siapa yang menjadi desainer dari Lambang Negara Indonesia yang masih terpakai hingga saat ini, yaitu Burung Garuda (biasa juga disebut Garuda Pancasila). Meskipun sejarah menutup-nutupi, namun sumbangsih Sultan Hamid II selaku perancang Lambang Negara Indonesia tersebut tak boleh dilupakan.

Boleh jadi sejarah dan pencatatan sejarah tidak berpihak kepada Sultan yang cerdas ini. Begitulah penyakit negara bangsa yang kerap dengan mudahnya menghilangkan jasa-jasa dan apa-apa yang telah diperbuat seseorang hanya karena adanya perbedaan pandangan, adanya perbedaan visi seperti mengenai ideologi dan model/bentuk negara, serta adanya pertentangan politik akibat perbedaan itu, terutama jika bertentangan dengan rezim yang berkuasa. Karena rezim yang berkuasalah yang menentukan seperti apa sejarah hendak dicatat dan diceritakan kepada generasi berikutnya.

Terus terang, satu sisi aku berterima kasih kepada pihak Armani Exchange yang telah cukup membuat masyarakat Indonesia merasa dilecehkan karena lambang negara ini dipakai oleh Armani Exchange sebagai salah satu gambar pada rancangan bajunya. Mudah-mudahan dengan ini akan membuka mata masyarakat Indonesia akan fakta sejarah mengenai desainer lambang Burung Garuda Pancasila yang selama ini selalu ditutup-tutupi oleh pemerintah Indonesia. [Hanafi Mohan-Ciputat, Rabu 27 Januari 2010]



Tulisan terkait mengenai Sultan Hamid II:

1) Rudi Handoko, "Sultan Hamid II, Federalisme dan Nasib Borneo Barat”, link: http://www.wikimu.com/

2) Situs Web Kepustakan Presiden Republik Indonesia, link: http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/

3) “Sultan Hamid II adalah Perancang Lambang Negara Republik Indonesia”, Yayasan Sultan Hamid II Jakarta, link: http://istanakadriah.blogspot.com/

4) “Sultan Hamid II Perancang Lambang Negara RI yg terlupakan”, link: http://swaramuslim.net/

5) "Sultan Hamid II", link: http://id.wikipedia.org/

6) “Sultan Hamid II Pencipta Burung Garuda”, link: http://www.liputan6.com/

7) Hanafi Mohan, "Sultan Hamid II; Federalis Itu Bukan Pengkhianat Bangsa", dimuat di: http://hanafimohan.blogspot.com/, http://thenafi.wordpress.com/, dan http://navyxbart.multiply.com/


Tulisan terkait mengenai kaos Garuda rancangan Armani:

1) “Garuda di Armani”, link: http://mtamim.wordpress.com/

2) “Kaos Armani Bergambar Burung Garuda Bikin Heboh”, link: http://www.detiknews.com/

3) “Soal Garuda di Armani, Pemerintah Diminta Bersikap”, link: http://berita.liputan6.com/

4) “Garuda di Armani 'Belah' Facebooker”, link: http://www.detikinet.com/

5) “Armani Exchange Minta Maaf atas 'Kaos Garuda'”, link: http://nasional.vivanews.com/

6) “Armani "Garuda Pancasila" Dijual Mahal di Situs Amazon.com”, link: http://tekno.kompas.com/

7) “Kaus Armani "Garuda" Tak Dijual di Jakarta”, link: http://tekno.kompas.com/

8) “Kaos Armani Burung Garuda – Armani Garuda”, link: http://achiles-punyablog.blogspot.com/

9) “Baju Garuda Armani Dihargai $29”, link: http://abibakarblog.com/

10) “Armani Tarik Kaos Burung Garuda”, link: http://www.tvone.co.id/



Sumber gambar:
http://mtamim.wordpress.com/


Tulisan ini dimuat di: http://hanafimohan.blogspot.com/

0 ulasan:

Posting Komentar