Selasa, 24 Desember 2019

'Ulama Kampong Tambelan beserta Warisan 'Ilmunya


1) Haji Muhammad Qasim bin Nakhoda Haji Ahmad bin 'Abdullah (Dato’ Senara)

Di antara ‘ulama yang berasal dari Pontianak yang menghasilkan karya ialah Haji Muhammad Qasim. Nama lengkapnya yaitu: Haji Muhammad Qasim bin Nakhoda Haji Ahmad bin ‘Abdullah (Dato’ Senara) bin ‘Ali (Dato’ Bendahara di Kuantan) bin Tuan Kadi Ahmad.

Beliau wafat dalam usia lebih dari 100 tahun, pada hari Rabu, pukul 9:30 pagi, pada bulan Rabi’ul Awwal sanat 1341 Hijriyyah, di Kuala Maras – Jemaja - Pulau Tujuh - Kepulauan Riau.

Nampaknya hasil karya beliau dalam tahun 1238 Hijriyyah adalah mendahului karangan ‘ulama-‘ulama Pontianak yang lainnya. Karya yang dimaksudkan itu ialah berjudul “Ushuluddin fi Sabilil I’tiqad”, diselesaikan pada tarikh 2 haribulan Syawwal sanat 1238 Hijriyyah. Kandungan kitabnya ini membicarakan aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah. Cetakan yang kedua yaitu oleh Mathba’ah Al-Ikhwan, Singapura, awal Rabi’ul Awwal 1337 Hijriyyah.

Jika diperhatikan jarak waktu dari karya di atas diselesaikan (tahun 1238 Hijriyyah) hingga beliau wafat (tahun 1341 Hijriyyah) ialah 103 tahun. Sekiranya sewaktu menulis itu beliau berusia 20 tahun, maka ini berarti beliau wafat dalam usia 123 tahun.

(Dari beberapa sumber tertulis memang tidak menyebutkan bahwa Haji Muhammad Qasim bin Nakhoda Haji Ahmad bin ‘Abdullah/Dato’ Senara lahir di Kampong Tambelan/Kampong Timbalan Raje, Negeri Pontianak. Tapi jika disusur-galuri silsilahnya kemungkinan besar beliau/Haji Muhammad Qasim memang lahir di Kampong Tambelan. Ini barulah sebatas perkiraan penulis jika menyusur-galuri silsilahnya yang bersambung dengan beberapa orang Pemuka Kampong Tambelan, baik dari fihak perempuan maupun dari fihak laki-laki.)


2) Muhammad ‘Umar bin Encik Harun bin Malim Bungsu

Ibunda beliau bernama Ruqayyah binti Haji 'Abdul Qadir bin Haji 'Abdul Ghani bin Wan Muhammad Daram bin Encik Wan Mat Thalib bin Encik Wan Jermat bin ‘Umar (Megat Laksamana) bin 'Utsman (Dato’ Kaya Megat Patan Pahang) bin Tuan Kadi Haji Ahmad. Beliau merupakan seorang Nakhoda Pelayaran dan juga Pakar Pengobatan Tradisional (Tabib). Beliau juga menguasai banyak bidang ilmu, terutama sekali ilmu Tawhid dan Tasawwuf. Beliau mempraktikkan pelayaran dan pengobatan yaitu hasil daripada usaha yang gigih melalui pengembaraan ke berbagai negeri di Dunia Melayu (Kepulauan Melayu) ini. Muhammad ‘Umar bin Encik Harun menghasilkan beberapa karya berupa Syair, Kitab Pengobatan (Pertabiban), dan juga Jurnal Pelayaran.

Muhammad ‘Umar bin Encik Harun lahir di Kampong Tambelan (Kampong Timbalan Raje), Negeri Pontianak, Borneo Barat, pada malam Khamis 3 Jumadil Awwal 1275 Hijriyyah/9 Desember 1858 Miladiyyah. Wafat pada usia 73 tahun pada malam Ahad, jam 12.00 lebih sedikit, 28 Shafar 1348 Hijriyyah/4 Agustus 1929 Miladiyyah. Mendapat pendidikan ‘azaz daripada lingkungan keluarga sendiri di Kampong Tambelan, Pontianak. Selain itu, Muhammad ‘Umar bin Encik Harun juga belajar daripada beberapa orang ‘ulama yang datang ke Pontianak pada zaman itu.

Ulama Bangsa 'Arab pada zaman itu sangat ramai, di antara mereka ialah Sayyid Shalih az-Zawawi dan anaknya, Sayyid 'Abdullah az-Zawawi. Muhammad 'Umar bin Encik Harun sempat belajar dengan kedua-dua 'ulama 'Arab itu. Selain itu, para 'ulama di Negeri Pontianak juga ada yang datang dari Negeri Banjar, Bugis, Negeri Patani, Negeri Kelantan, Negeri Terengganu, dan tempat-tempat lainnya.

Karya-karya Muhammad ‘Umar bin Encik Harun bin Malim Bungsu:

I- "Jurnal Pelayaran dan Petua Melayu", diselesaikan antara tahun 1291 Hijriyyah/1874 Miladiyyah hingga 1293 Hijriyyah/1876 Miladiyyah. Antara topik penting yang ditulisnya yaitu: [1] Perkara Jurnal Pelayaran dari Pontianak Mau Pergi di Tanah Jawa dan Kotaringin. [2] Perkara Jurnal Pelayaran dari Kuala Sambas Mau Pergi Singapura Hendak Tahu Duduknya Pulau-Pulau di Sebelah Barat Adanya. [3] Perkara Jurnal Menyusul dari Tanah Jawa Sampai di Tanah Barat Maka Tersebut Satu-Satu Pelayaran Adanya. Selanjutnya tentang pelayaran dinyatakan juga ukuran-ukuran perahu, serta mengenai pelangkahan.

II- "Syair Negeri Tambelan", selesai penulisan tercatat pada halaman akhir: Tamatlah syair hari Ahad, bulan Muharram tahun lebih empat" (menurut Wan Mohd. Shaghir Abdullah, tarikh yang dimaksud yaitu hari Ahad, Muharam 1304 Hijriyyah). Di dalam bait-bait Syair Negeri Tambelan pun ada disebut samar-sama mengenai hal ini: "Tamatlah syair harinya Ahad/ Di Negeri Tambelan kita membuat/ Bulan Muharram tahun lebih empat/ Orang negeri tiada sepakat."

Menurut tela'ahan Aswandi Syahri, bahwa syair ini ditulis pada akhir abad-19 Miladiyyah, ketika Kesultanan Pontianak diperintah oleh Sultan Syarif Muhammad Al-Qadrie (1895-1944 Miladiyyah). Jika mengacu kepada kolofon Syair Bab al-Nikah yang selesai disalin pada 7 Mei 1896 Miladiyyah (24 haribulan Dzulqa'idah malam Juma'at pukul 12 kepada tahun sanah 1313 Hijriyyah), maka larik syair "Bulan Muharram tahun lebih empat" bermakna Syair Negeri Tambelan selesai dibuat atau dikarang empat tahun setelah Syair Bab al-Nikah selesai disalin, yaitu pada tahun 1317 Hijriyyah bersamaan dengan 1899 Miladiyyah.

Kandungannya membicarakan asal usul keturunan Dato' Kaya Tambelan yang ditulis dalam bentuk puisi/syair. Juga secara umumnya mengenai Pulau Tambelan pada akhir abad-19 Miladiyyah.

III- "Buku Perobatan", kandungannya secara umum yaitu catatan mengenai bermacam-macam jenis penyakit dan cara mengobatinya. Pada "Buku Perobatan" ini, oleh Muhammad ‘Umar bin Encik Harun pada setiap sesuatu obat dicatatnya juga nama seseorang yang mengajarkannya mengenai obat yang dimaksud, tarikh penerimaannya, serta lengkap dengan nama tempat atau negeri yang dirantauinya.

IV- Menyalin sebuah karya Raja Ali Haji yang berjudul "Syair Bab an-Nikah" (ada juga yang menyebutnya "Syair Hukum Nikah" ataupun "Syair Suluh Pegawai"). Selesai penyalinan tercatat pada halaman akhir, "Tersurat di Negeri Tambelan pada 24 hari bulan Dzulqa'idah, malam Khamis pukul dua belas kepada tahun sanah 1313." Dan menyalin surat Bab an-Nikah Dato' Petinggi Tambelan, dan dia menyalin surat Raja Ali Riau, Pulau Penyengat.


3) Haji Isma'il bin Haji Musthafa

Beliau berperan sebagai seorang Ahli Pengobatan (Tabib). Beliau dikenal di kalangan masyarakat luas di luar Borneo Barat sebagai seorang yang menyusun kitab pengobatan Melayu. Masyarakat Semenanjung Tanah Melayu (Malaysia Barat) yang masih banyak menggunakan pengobatan tradisional mengambil pelajaran dari kitab yang dikarang oleh beliau.

Karya-karya Haji Isma'il bin Haji Musthafa yang telah ditemui antara lain yaitu:

I- "Ilmu al-Hikmah wa at-Thib" atau "Hikmah dan Perobatan" (judul sebenarnya tidak diketahui). Karya ini mulai disalin dari buku Haji Musthafa bin Haji Mahmud pada malam Selasa, di Kampong Tambelan, tarikh 9 Rajjab 1298 Hijriyyah, dan diselesaikan pada tarikh 19 Rajjab 1302 Hijriyyah. Kandungannya membicarakan mengenai ilmu hikmah dan berbagai jenis perobatan dalam bentuk wafaq, do’a, fadhilat ayat, ilmu astronomi, jampi-jampi Melayu, tumbuh-tumbuhan, organ binatang, dan lain-lain.

II- "Ilmu Perobatan Melayu", diselesaikan pada hari Rabu, bulan Dzulhijjah 1325 Hijriyyah. Kandungannya membicarakan mengenai perobatan yang bersumberkan dari tumbuh-tumbuhan di Alam Melayu sendiri.


4) Haji Muhammad ‘Arif bin Encik Muhammad Thahir bin Malim Sutan bin Jupa Suara bin Dato’ Bendahara bin Tuan Kadi Ahmad

Ibunda beliau yaitu Zainab binti ‘Abdul Mannan yang melahirkan tokoh ini di Kampong Tambelan (Kampong Timbalan Raje), Negeri Pontianak, pada hari Rabu, pukul 4 petang 29 Rabi’ul Akhir 1279 Hijriyyah. Wafat pada hari Ahad, pukul 1 tengah hari pada 6 Dzulqa’idah 1353 Hijriyyah di Kampong Tambelan, Pontianak, Borneo Barat. Karya Haji Muhammad ‘Arif antara lain:

I- "Matnul Ajrumiyah", diselesaikan di Semarang, 29 Muharram 1291 Hijriyyah. Yaitu mengenai Nahwu Arab yang diberi gantungan makna Melayu.

II- Sebuah buku catatan dengan kandungan: asal-usul datok neneknya, yaitu Dato’ Bendahara. Karya Haji Muhammad Arif yang dimaksud itu juga membahas mengenai hal-éhwal Sejarah Kesultanan Pontianak.


5) Haji ‘Abdus Shamad bin Encik Harun bin Malim Bungsu

Ibunda beliau yaitu bernama Ruqayyah binti Haji ‘Abdul Qadir bin Haji ‘Abdul Ghani. Tokoh ini adalah abang daripada Muhammad ‘Umar bin Encik Harun bin Malim Bungsu. Lahir di Kampong Tambelan (Kampong Timbalan Raje), Negeri Pontianak, malam Selasa pukul 12, tarikh 5 Syawwal 1264 Hijriyyah. Wafat pada hari Selasa, pukul 7 pagi, tarikh 4 Syawwal 1343 Hijriyyah, dalam usia 79 tahun.

Karyanya yang telah ditemui ialah "Rumus Hisab dan Jurnal Pelayaran", diselesaikan pada tahun 1316 Hijriyyah. Kandungannya yaitu mengenai rumus hisab atau perkiraan barangan yang semuanya menggunakan kode tertentu. Selain itu juga membahas mengenai "Perkara Jurnal Pelayaran dari Kuala Pontianak Pergi di Tanah Jawa dan serta Pergi di Kutaringin Pergi di Banjarmasin".


6) ‘Abdul Wahhab bin Haji ‘Abdurrahman bin ‘Abdul Jeragan bin Nakhoda ‘Abdul Mannan bin Nakhoda Ahmad bin ‘Abdullah (Dato’ Bendahara)

Tokoh ini lahir di Kampong Tambelan (Kampong Timbalan Raje), Negeri Pontianak, pukul 2 pagi Juma’at, tarikh 2 Shafar 1302 Hijriyyah. Ibunya bernama Zainab binti Encik Harun. Sepanjang hayatnya telah menghasilkan banyak karya. Antara lain karyanya yang telah ditemui yaitu:

I- “Ilmu Binaan”, judul sebenarnya tidaklah diketahui, diselesaikan pada tarikh 15 Ramadhan 1333 Hijriyyah/28 Juli 1915 Miladiyyah sampai 1921 Miladiyyah. Kandungannya yaitu membicarakan ilmu binaan, cara-cara membuat rumah lengkap dengan jenis-jenis atau nama-nama ukuran yang digunakan. Juga terdapat beberapa catatan lainnya.

Pada halaman depan dicatatkan, “1333-1915. Pontianak tanggal 15 Ramadhan bersama-sama bulan Juli. Yang empunya ini, hamba ‘Abdul Wahhab bin Haji ‘Abdurrahman Tambelan.

II- “Keturunan Minangkabau”, catatan selesai penulisan terdapat pada halaman depan, “Pontianak tanggal kepada 26 Muharram 1345 waktu itulah sahaya ‘Abdul Wahhab bin Haji ‘Abdurrahman habis menulis ini surat salasilah keturunan tua-tua dari asal dulu-dulu. Ada juga yang ditambah-tambah yang setahunya menyalin dalam buku nenda Haji Sulaiman bin ‘Abdul Mannan adanya.

Catatan dilengkapi dengan tandatangan yang dinyatakan, “ila Pontianak Kampong Tambelan, tandatangan, tarikh 6-8-1926”. Kandungannya membahas mengenai jalur keturunan pembesar yang berasal dari Minangkabau yang menjadi raja/pembesar di beberapa tempat di antaranya ialah: Johor, Pontianak, Dato’ Kaya Tambelan, Dato’ Kaya Serasan, Pembesar di Champa/Kemboja, dan lain-lain.

III- “Ilmu Tawhid”, diselesaikan pada 3 Dzulhijjah 1348 Hijriyyah. Kandungannya membahas mengenai aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Manuskrip atau tulisan tangan asli ‘Abdul Wahhab bin ‘Abdurrahman, Kampong Tambelan, Pontianak.

IV- "Catatan Peristiwa", diselesaikan pada malam Khamis, jam 8.00, tarikh 12 Rabi’ul Akhir 1358 Hijriyyah. Kandungannya mengenai catatan tahun lahir, wafat, dan berbagai peristiwa di lingkungan keluarga besar ‘Abdul Wahhab bin Haji ‘Abdurrahman dari tahun 1225 Hijriyyah hingga tahun 1358 Hijriyyah.

# #


Dihimpun oleh: Hanafi Mohan
di Tanah Betawi, Pertengahan Mei - Penghujung Juli 2013 Miladiyyah


Dihimpun dari berbagai sumber, antara lain:

- Artikel berjudul “Mengenali Pelbagai Karya Ulama Borneo”, Oleh: Wan Mohd. Shaghir Abdullah [dimuat di Akhbar “Utusan Malaysia”, pada 17 Maret 2008]

- Artikel berjudul “Lima Orang Bernama Ismail Tokoh Ulama Melayu di Kalimantan Barat”, Oleh : H. Dato Zahry Abdullah Al-Ambawi dan M. Natsir

- Artikel berjudul “Pengembaraan dan Pengubatan Muhammad Umar”, Oleh: Wan Mohd. Shaghir Abdullah [Dimuat di Akhbar “Utusan Malaysia”, pada 5 Desember 2005]

- Artikel berjudul “Syair Negeri Tambelan”, Oleh: Aswandi Syahri [Dimuat di Majalah “Batam Pos” Edisi 15, Minggu III Mei 2013, pada Kolom “Kutubkhanah”]

- Artikel berjudul “Ulama-Ulama Pontianak dan Karya Mereka (bhg.2)”, Oleh: Wan Mohd. Shaghir Abdullah [dimuat di Akhbar “Utusan Malaysia”, pada 24 Maret 2008]



2 ulasan: