Puisi: Hanafi Mohan
Sahabatku,
kau telah pergi meninggalkan kami
Begitu banyak kenangan yang kau tinggalkan
Juga entah begitu banyak cita-cita yang belum engkau raih
Titik-titik embun serasa masih lembab di atas pusaramu
Dedaunan pohon yang menaungi makammu masihlah basah ditetesi rintikan hujan di pagi ini
Entah itu dari langit,
mungkin pula dari mata kami yang sembab mengantar kepergianmu
Dari jauh kudengar kepergianmu
Serasa membuncah di dalam dadaku
Seakan tiba-tiba rintik hujan menerpa diriku
Mengalir airnya membasahi segenap wajah
Gerimis di pagi ini,
Entah dari langit, entah dari mataku
Di dalam mimpi tadi malam kulihat burung-burung putih beterbangan
Seekor burung yang terbang itu kulihat bertengger di dahan pohon
Burung itu lalu berkata lirih padaku:
"Kawanku, janganlah bersedih hati.
Kesedihanmu hanya akan menambah beban kepergianku.
Ikhlaskanlah aku, kawan.
Lepaslah aku dengan hati yang lapang.
Semoga dengan itu aku akan mudah menghadap Yang Maha Kuasa."
Tiba-tiba aku terjaga
Masih terngiang kata-kata di dalam mimpiku
Mungkin hanya untaian do'a yang bisa kukirim padamu
Salamat jalan, sahabat
Kepingan kenangan kita bersama takkan pernah kulupakan
Selamat jalan, hai jiwa yang tenang
Semoga engkau kembali kepada-Nya dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya
Mudah-mudahan engkau digolongkan ke dalam hamba-hamba-Nya yang beriman dan beramal shaleh, serta mendapatkan surga-Nya
Untuk Syahrani,
Ciputat, 14 Desember 2009
Sumber gambar: http://netplus.web.id/
Puisi ini dimuat di: http://hanafimohan.blogspot.com/
Selasa, 15 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 ulasan:
Posting Komentar